Tuesday, May 25, 2004

"FISIKA STAR TREK"

Barusan di TV gua liat ada lawak pakai plesetannya Star Trek. Picard jadi satu zaman sama Spock? Kalau Picard melakukan perjalanan antar-waktu, mungkin aja mereka berdua bertemu. Tapi yang menarik perhatian gua adalah adegan di lawak itu saat pesawat mengubah/menambah kecepatan warp-nya. Seketika itu juga, Picard, Klingon dan Spock "versi lawak" terhenyak keras ke kursi, bahkan seakan nggak bisa bergerak. Hal ini tidak pernah terlihat dalam adegan film Star Trek buatan Hollywood, dan menjadi salah satu contoh kesalahan fisika yang paling disorot.

Di buku “Fisika Star Trek” karangan Lawrence M. Krauss disebutkan kesalahan2 fisika film tersebut. By the way, 'ni buku terjemahannya lumayan bagus, meskipun ada juga kekeliruan yang agak ‘parah’, misalnya “tractor beam” diterjemahkan “batang penghela”, padahal menurut gua “beam” yang dimaksud di sini adalah “sinar”. Selain itu, karena yang dibahas sebagian besar fisika, baca buku ini kudu pelan2…itu aja masih banyak yang nggak mudheng buat gua, hehehe..

Kembali lagi ke soal “terhenyak ke kursi”. Ini membuktikan ketidaktelitian penerapan aspek fisika dalam film Star Trek, dan dibidik oleh Krauss sebagai kesalahan paling mendasar (sebab yang pertama kali dipelajari dalam fisika adalah Hukum Newton, bukan?). Namun, sebaliknya jika Enterprise berhenti mendadak, tidak ada awak yang terpelanting jauh. Padahal menurut hukum kekekalan momentum, seharusnya tidak demikian. Ke mana energi itu lari? Akhirnya, tim penulis skenario Star Trek mengemukakan apa yang dinamakan “peredam kejut”, meskipun tidak terlalu dijelaskan bagaimana cara kerja sistem ini. Lagi2 dapat kritik.

Kesalahan2 lain sebenarnya masih banyak, tapi di sini gua cuma sebutin yang satu itu dulu. Moga2 bisa disambung lain kali. Pertama kali baca buku ini, gua rasanya tertohok juga (please, don’t take away my beautiful Trek-Dream). Tapi, terlepas dari kelemahan2 teknis yang ada di film, gua tetap menyukai alur dramanya. Bagaimana interaksi antarmakhluk berlangsung, pecahnya konflik karena perbedaan kepentingan, ketidakpahaman atas peradaban asing, sampai hasrat Data untuk memiliki emosi, yaitu hal utama yang membedakannya dengan manusia. Dulu gua suka mengidentikkan Federasi dengan PBB, dan masing2 ras sebagai bangsa2 di Bumi “saat ini”. Sedikit banyak, film itu memang mengingatkan pada kondisi riil, meskipun memakai cara yang “ngawang2”. Problem yang dikemukakan pun kebanyakan riil dan sederhana aja, nggak terlalu rumit dibandingkan film2 fiksi ilmiah lain. Cuma memang kemasannya “lebih fisika”.

Pada akhirnya, gua masih berani bilang, Star Trek nggak bakalan ditinggalin fansnya. Mungkin di situlah keunggulannya. Di balik istilah2 fisika yang “nakutin” itu (meskipun ternyata banyak salahnya), masih ada kisah2 dan karakter2 yang mudah diselami, diidentikkan, membumi dan merupakan “kenyataan sehari-hari”…

Jadi, buat Star Trek : “Time is the final frontier.”

Catatan :
Thanks buat Ratih yang udah minjemin gua Star Trek “Enterprise” 26 episode alias 1 season! Gile nih anak… Sabar ya, gua nontonnya rada lamaan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home