Tuesday, June 01, 2004

BOGOR KOTA INDAH SEJUK NYAMAN..?

Bogor kota indah sejuk nyaman
bagai bunga di dalam taman
banyak dikunjungi wisatawan
sungguh menarik perhatian
di sana aku dilahirkan
dan aku dibesarkan di kota indah serta nyaman
di sana aku dilahirkan
dan aku dibesarkan di kota kesayangan


Waktu masih TK, guru gua yang namanya Bu Norma sama Bu Tati, sering banget ngajak murid2nya nyanyiin lagu itu. Kurang lebih sih liriknya begitu.. Tapi kebenaran lirik itu? Kayaknya luntur..

Bogor udah nggak senyaman dulu lagi, jelas. Dari udara yang udah nggak sedingin dulu, air juga nggak selalu bening (bahkan, setelah hujan, warna air PAM kadang keruh seperti tercampur tanah. Padahal syarat air bersih itu kan "tanpa warna, tanpa rasa, tanpa bau"). Apa lagi ya? Jorok. Bogor sekarang jadi kota jorok. Padahal dulu empat kali dapat penghargaan Adipura sebagai kota bersih. Gua inget, waktu penghargaan itu diarak keliling Bogor, seluruh anak2 sekolah disuruh berhenti belajar, terus berdiri di pinggir jalan nungguin Adipura lewat. Dulu gua masih SMA, dan herannya kok kita nurut2 aja disuruh berdiri jejer2 gitu. Kalo dipikir, norak juga.. Padahal kan, mendingan jalan-jalan ke mana..gitu. Nah, setelah Adipura keempat, Bogor jadi jorok. Akhirnya gagal mendapatkan Adipura yang kelima (namanya Adipura Kencana kalo nggak salah). Setelah itu tambah parah, sampai sekarang..

Masalah lain yang muncul, semakin padatnya jumlah penduduk. Heran, orang kayaknya datang dari mana2 terus, kok dapat aja tempat tinggal di Bogor. Padahal Bogor itu kecil. Yang luas itu kabupatennya. Kata dosen Tata Kota gua dulu, Kodya Bogor sendiri udah mentok. Nggak bisa dimelarin ke mana2. Akhirnya perumahan tumbuh menjamur di kabupaten. Kabupatennya sih lumayan makmur lah.. Banyak industri. Mulai dari pabrik kecap, underwear, kamera, tekstil, pakan ternak, sampai kerajinan tas, sepatu dan makanan. Semua ada. Kaya juga ternyata Bogor ini? Jadi kepingin tahu, berapa banyak penerimaan pajak dari UKM saja di Bogor. Mungkin bisa tanya ke temen gua si Ojox yang kerja di Pajak. Pemasukan lain yang nggak kalah banyak (yang keliatan sih..) dari iklan. Gua udah puyeng dah ngeliat billboard dan papan reklame yang nggak beraturan di sepanjang jalan raya di Bogor. Bahkan begitu orang masuk Bogor dari tol Jagorawi, papan reklame se-gede2 gaban udah menyambut di depan mata. Nggak indah banget sih? Nggak ada estetika atau paling nggak menunjukkan niat untuk tampil well-groomed sebagai kota wisata. Kalo Raffles ngeliat Bogor sekarang, gua yakin dia nangis2. Atau Gubernur Jenderal yang dulu bikin istana peristirahatan di Buitenzorg. Bingung kali ye, lihat angkot segitu banyak dan nggak ada aturannya. Gua yakin, sebenarnya penduduk Bogor masih banyak yang cinta dan memiliki sentimen tertentu sama kotanya. Tapi kekuatan uang memang menyilaukan dan sulit dilawan. Niat mengembangkan kota dengan membangun dan membangun tanpa perencanaan matang dan infrastruktur memadai, menjadikan Bogor seperti rumah di atas pondasi goyah. Ah, Bogor itu mungkin 'hanya' skala kecil dari realitas yang ada, gitu kata orang. Sudah umum kok..di Indonesia begitu. Sayang sekali, kota Bogor yang senyaman dulu sudah nggak ada lagi.

Setelah sekian lama, gua baru tahu kalo ternyata milis kota Bogor meriah banget.. Menyenangkan, di milis itu baru berasa kalo "small town mentality" itu ternyata masih ada dan memang kadang diperlukan. Sementara ini sih gua cuma baca posting2 aja, soalnya gua ngerasa ketinggalan banget kabar kota gua ini. Bayangin, wali kotanya aja gua sampe lupa, siapa yaa? Ternyata banyak yang nggak gua tahu tentang sekitar gua sendiri. Milis ini bisa dibilang milis paling aktif yang pernah gua ikutin. Ya ampun..orang Bogor itu bawal, eh, bawel2 banget. Ada aja yang diomongin. Mulai yang cuma mau jualan motor, jual rumah, kasih les piano (namanya juga usaha...), ngomongin sampah, angkot sampai feeder bus yang diprotes pengusaha angkot 09 dan 16, karena katanya ngerebut trayek kedua angkot itu. Ujung2nya, feeder bus yang cuma 2 unit itu nggak boleh operasi lagi...

Terlepas dari berbagai gosip yang beredar, yang dirugikan lagi2 penumpang commuter alias yang tiap hari 'ngelaju Jakarta-Bogor. Mereka yang tadinya udah enak2an nggak usah mikirin si bedebah macet itu di Jakarta, kepaksa menunda dulu kegembiraan itu. Sedih juga sih gua, kehilangan alternatif angkutan buat pulang.. Kalo pagi sih memang...gua nggak bakal bisa ikutan. Karena, berangkatnya pagi2 bener dari Bogor. Kalo gua ikutan juga, bisa2 nggantiin satpam kantor tiap pagi. Makanya gua cuma pernah naik feeder pas pulang, itu juga pas ketemu karena nggak tahu persis jamnya. Tapi, waktu naik itu, berasa banget deh nyamannya.. Orang mau baca, mau tidur, dengerin MP3, mau nglanjutin kerja atau nge-browse di laptop juga bisa. Mau pacaran juga bisa, asal nggak malu diliatin satu bus, hehehe... Entah kenapa, begitu gua naik feeder, suasana di dalam bus kayaknya udah bukan di Jakarta lagi. Nggak berisik dan bikin was-was lagi. Gua cuma ngerasa tenang, aman dan..pokoknya aman lah. Memang sih, "berasa" juga tarifnya yang 10 ribu sekali jalan itu. Kalau pulang-pergi, orang harus menganggarkan minimal 20 ribu perak hanya untuk bus. Tapi, banyak commuter yang menganggap bahwa itu masih jauh lebih baik daripada harus naik-turun bus, jalan menuju halte atau kelelahan karena nyetir sendiri. Pokoknya tinggal duduk manis, sampe deh di Bogor. Menurut yang empunya bus itu, dia berbekal izin operasi dan petisi dari berbagai kalangan (termasuk peserta milis) sudah berusaha urun rembug dengan Pak Wali Kota Bogor, Organda, DLLAJR dll untuk menemukan jalan keluar masalah ini, tapi hasilnya belum ada. Jadi calon penumpang sekarang masih H2C, harap2 cemas. Ah, nggak lah. Ngapain cemas. Mungkin yang cemas si empunya bus itu, karena udah invest sekian rupiah untuk kedua bus. Atau pengusaha dari PO lain, yang kepingin berbagi lahan feeder juga. Sebagai commuter, gua sih cuma berharap, masing2 pihak memberi usulan dengan itikad baik dan melihat kepentingan orang banyak, dan nggak berpikir dengan scope lokal Bogor aja (apalagi kalo udah bawa2 arogansi..duh, yang kayak gini mending balik ke zaman dinosaurus aja dah. Hari gini masih ngegedein ego. Minta digibeng).

Terakhir, hehehe...karena dua hari lagi kota gua tercinta ini ulang tahun, kayaknya gua ngerasa perlu mencantumkan link-nya. Mangga lah... Siapa tahu ada yang mau nge-browse dan cari2 keunikan Bogor. Selamat ulang tahun, Kotaku.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home