Saturday, May 08, 2004

LIKE THIS

Jika ada yang menanyakanmu
seperti apakah kepuasan sempurna
seluruh hasrat seksual kita
akan terlihat, tengadahkan wajahmu
dan katakan

Seperti ini.

Ketika seseorang menyebutkan keanggunan
langit malam, naiklah ke atap
menarilah dan katakan

Seperti ini.

Jika siapa pun ingin mengetahui arti “jiwa”,
atau “wewangian Tuhan”,
dekatkan kepalamu padanya.
Biarkan wajahmu dekat di sana.

Seperti ini.

Ketika seseorang mengutip gambaran puitis lama
tentang awan yang berangsur-angsur memunculkan rembulan,
perlahan-lahan longgarkan simpul demi simpul
tali jubahmu.

Seperti ini.

Jika ada yang bertanya bagaimana Yesus membangkitkan orang mati,
jangan berusaha menjelaskan mukjizat itu.
Kecup saja bibirku.

Seperti ini. Seperti ini.

Jika seseorang bertanya apa artinya
“mati demi cinta”, tunjuklah
di sini.

Jika seseorang bertanya seberapa tinggi diriku, mengerenyitlah
dan ukurlah dengan jemarimu jarak
antara kerutan di dahimu.

Setinggi ini.

Terkadang jiwa meninggalkan raga, tempat kembali.
Jika ada yang tak memercayainya,
kembalilah ke rumahku.

Seperti ini.

Ketika para kekasih merintih,
mereka tengah menceritakan kisah kita.

Seperti ini.

Akulah langit tempat jiwa hidup.
Menatap biru yang semakin dalam,
selagi angin menyampaikan sebuah rahasia.

Seperti ini.

Ketika seseorang bertanya apa yang bisa dilakukan,
nyalakan lilin di tangannya.

Seperti ini.

Bagaimanakah wangi Yusuf mendatangi Yakub?

Huuuuu.

Bagaimanakah penglihatan Yakub kembali?

Huuuu.

Angin sepoi-sepoi menjernihkan mata.

Seperti ini.

Ketika Shams kembali dari Tabriz,
dia hanya akan menaruh kepalanya di pinggiran
pintu untuk mengejutkan kita

Seperti ini.

Aku terpedaya hingga terbang terlalu dekat
dengan hal yang kukira kucintai.

Kini api lilin telah mati, anggur telah tumpah,
dan para kekasih menarik diri
di suatu tempat di luar kerlinganku

Hadiah kukira kumenangkan, ternyata tidak.
Doa-doaku menjadi getir dan melulu tentang kebutaan.

Betapa menyenangkan untuk sementara
bersama mereka yang menyerah.

Yang lain hanya memalingkan wajah,
lalu satu lagi, bagaikan merpati terbang.

Aku tahu merpati yang terbang di tempat antah-berantah,
dan burung-burung yang memakan biji-bijian hampa

dan penjahit yang membuat pakaian indah
dengan merobeknya hingga compang-camping.

Yang Tercinta,
bawalah aku.
Bebaskan jiwaku.
Penuhi aku dengan kasihmu dan
bebaskan aku dari kedua dunia.
Jika kulabuhkan hatiku pada selain dirimu
biarkan api menghanguskanku dari dalam.

Yang Tercinta,
jauhkan dambaanku.
Jauhkan perbuatanku.
Jauhkan kebutuhanku.
Jauhkan segalanya
yang menjauhkan diriku dari dirimu.

Catatan : Another poem by Rumi. Sekadar berbagi, silakan berinterpretasi...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home