Thursday, April 15, 2004

MIND OPENER #2
(sumbangan pemikiran dari AC)


Media is a very powerful weapon for modern people today. But, do you realize how powerful it is? Even military weapon is just a piece of cake compared to it. Saya bukan sedang menghujat media, tetapi menuding orang2 yg menggerakkan media tsb yg nggak punya visi dan paradigma (dimana salah satu paradigm content adalah moral, yg sebaiknya didasari oleh agama).

Saya sampai melakukan riset kecil2an utk membuktikan hipotesa tsb. dan setelah 10 tahun ternyata hasilnya masih belum bergeser banyak.

I am working in the marketing field. What is the basic marketing paradigm ? To identify and to fulfill the consumer (market) needs, right ? Everybody knows it. But, what I’m talking about is much bigger than that. Kita nggak bisa bicara marketing cuma menyangkut 4 P lagi (Product, Price, Promotion, Place). Menurut Kottler malah udah 6 P (Public Relation, Power), bahkan ada yg bilang 7 P (Politics). Sebenarnya kasus spt ini tdk hanya terjadi di negeri yg makmur, gemah ripah, loh jinawi ini saja. Di seluruh dunia pun terjadinya spt ini, apalagi di AS sana, sebagai biangnya kapitalis. Disiplin pemasaran mengatakan, suguhkanlah apa yg dibutuhkan masyarakat, maka kamu akan sukses. Paradigma ini secara sengaja dibalik oleh para kapitalis – justru karena mengetahui selera pasar (consumer lifestyle). Mereka tahu bhw konsumen memiliki berbagai kebutuhan, tapi mereka juga tahu konsumen banyak keterbatasannya, mau tv 20 inch duitnya cuma cukup utk beli tv 14 inch. Mau beli motor Honda Supra, duitnya cuma cukup beli motor Sanex. Begitu juga dgn program tv. Nah, bagaimana dgn pendapat ahli2 pemasaran bhw pemasaran yg baik adalah yg mengikut trend di masyarakat? Pernyataan itu memang ada benarnya, tapi saat ini mungkin hrs dipertanyakan lagi. Karena sering2 trend itu timbul bukan krn perubahan selera masyarakat, tetapi krn diciptakan. Siapa yg menciptakan? Ya si kapitalis2 itu. Lalu bagaimana dgn peran media? Nah, disinilah peran crucial media utk menciptakan trend tsb. Perubahan selera masyarakat dgn gampang diubah, produk atau tokoh dgn gampang dibuat jadi trendsetter oleh media. Ngerti kan bagaimana Inul yg suaranya pas2an dibuat jadi trendsetter? Dosa siapa itu hayo? Ujung2nya GRP (gross rating point) juga, ujung2nya duit kok. Forget about vision, about paradigm, about moral.

So, thinking about it, I am proposing a simple success formula for you. If you have or create a fine product (P), don’t bother about the next three Ps, just look for other 2 Ps (PR & Power). Saya bukan ngajarin yg jelek lho? Justru utk menjadi trendsetter, kedua P itulah yg lbh diperlukan, the other 3 Ps will come later on. Inget gimana suksesnya Dewi Lestari kan? Saya baca bukunya kurang sreg sebenarnya, tapi lihat kesuksesan pemasarannya, hebat kan?

Catatan : dicuplik dari obrolan di e-mail