Tuesday, June 08, 2004

THE BIG ONE

Baru nonton “The Big One”-nya Michael Moore nih.. Sebenarnya film agak lama sih, di Indonesia dirilis akhir 2001, tapi ini barang langka dan baru ditemukan oleh adik gua kemarin. Thanks, Sist!

Di “The Big One” sempat diperlihatkan waktu Mike Moore ketemu chairman perusahaan pembuat sepatu Nike. Dia dikasih Mike tiket pesawat ke Indonesia, untuk lihat pabrik Nike (waktu itu). Si chairman ternyata belum pernah ke Indonesia, padahal pabriknya ada di sini. Didesak soal tanggapannya mengenai pemakaian tenaga kerja anak2 di Indonesia (14 tahun) dengan gaji 50 sen dollar sejam, dia juga nggak ngasih jawaban memuaskan. Bagi dia, uang bukan segala2nya. Yang penting, dia punya perusahaan sehat. Tapi, waktu Mike mendesak agar pabrik Nike dipindahkan ke Flint, Michigan (kampung halaman si Mike) karena di sana banyak pengangguran setelah General Motor ditutup, si chairman juga tetap menolak. “Orang Amerika nggak akan mau jadi pembuat sepatu,” katanya. Ucapan ini mengandung banyak makna. Bisa jadi, seperti kata dia, penduduk Flint mau jadi pembuat sepatu, tapi itu karena terpaksa, nggak ada pilihan lain. Atau, arti lainnya, di mata dia orang Indonesia mungkin akan bangga jadi pembuat sepatu. “Hei, sejak kecil gua bercita2 jadi pembuat sepatu di pabrik milik orang Amerika, dengan gaji 50 sen dollar sejam!!” Ada sisi lain yang diungkapkan Mike. Menurut dia, alasan lain pabrik Nike harus ditutup, karena kehadiran pabrik itu di Indonesia secara tidak langsung mendukung jalannya pemerintahan rezim puluhan tahun yang melakukan pembunuhan sekitar 200 ribu orang, setara dengan genosida. Di manakah pertimbangan kemanusiaan Nike, kok bisa2nya buat pabrik di negara yang katanya melanggar HAM, termasuk menganeksasi Timor Timur? Ditanya gitu, si chairman nggak bisa atau mungkin malas jawabnya. Ujung2nya, setelah desakan untuk memindahkan pabrik ke Flint itu gagal, Mike berhasil membuat chairman ngasih donasi jutaan dolar untuk murid sekolah di Flint! Way to go, Mike!

Meskipun bukunya laris dan ngetop di mana-mana, tapi si Mike tetap rendah hati. Waktu ada celetukan supaya dia mencalonkan diri jadi presiden, dia cuma cengar-cengir. “Apa yang bisa saya jadikan pesan? Supaya kalian makan lebih banyak? Jangan lah, saya ini contoh yang buruk!”

Sekarang banyak orang nunggu, kapan film "Fahrenheit 9/11" beredar. Setelah dapat Palm d’Or di Cannes 2004, si Mike makin tenar dan makin banyak pendukung (nih orang bikin salut!! Bener2 konsisten kalo kerja dan ngumpulin info). Sayang, ada hambatan distribusi. Selain alasan politis, mungkin juga karena dia semakin punya banyak ‘musuh’ di Hollywood dan dianggap 'menghambat' mekanisme bisnis Hollywood. Padahal dia kepingin filmnya beredar sebelum pemilu AS bulan November 2004 nanti. Ya sutra lah, kalau memang masih harus menunggu...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home