Wednesday, March 31, 2004

RAFTING DI SUNGAI CICATIH

Cihui.. setelah sekian lama, akhirnya kelakon juga gua berarung jeram. Susah bener nyari temen yang mau dan sempat ikutan. Tapi, setelah penantian yang panjang, jadilah Sabtu 27 Maret kemarin gua pergi. Di pom bensin Cibadak rada2 harap2 cemas juga waktu mobil sewaan tiba2 susah distarter. Dedi yang duduk di bangku belakang belum sempat turun untuk bantuin dorong mobil waktu mesin udah keburu nyala. Akhirnya dia “dorong dari dalam”, tangannya dorong2 kursi depan. Semua ngetawain dia, abis gayanya kocak banget sih!

Ternyata udah ada rombongan satu bus yang duluan sampai untuk ‘ngerasain’ Sungai Cicatih. Waduh, tujuan pertama toilet nih. Seadanya juga nggak apa-apa dah. Antrenya lumayan lama, tapi yang penting lega, hehehe. Nahan pinky bow…

Setelah prolog selesai, mulai kita siap2, titip barang, pasang pelampung, helm, en ambil dayung. Gua pake sepatu kets adik gua yang udah lama dan tampangnya menyedihkan. Dia udah merelakan, sepatu itu boleh gua buang selesai rafting… Gua pernah 1-2 kali ninggalin baju atau kaos di kamar hotel. Diajarin Queen. Biar bawaan nggak terlalu berat, terutama kalau pulang kudu bawa oleh2. Nah.. menuju starting point udah disediain angkot. Dedi duduk di sebelah gua, di bagian yang membelakangi sopir. Kita kirain dekat, tahunya… duileh, lumayan. Mana jalannya batu koral. Untung si Dedi udah pake helm, jadi kepalanya kejedut2 angkot juga nggak apa2. Sementara itu, baru kerasa, pake pelampung dan helm pengaman di dalam angkot ternyata gerah bow..
Sebelum dimulai, salah seorang kru memberi pengarahan cara memegang dayung, cara mendayung, cara mengambang kalau kita jatuh dari perahu, cara menerima tali penyelamat, dll dlsb. Lumayan lengkap, diakhiri dengan berdoa bersama. Waktu pengarahan hampir selesai, hujan mulai turun rintik2.. O-o… pertanda apa lagi nih? Mbak Vidi ngajak gua berteduh, meskipun gua pikir nggak ada gunanya (karena nantinya toh kita pasti basah), gua ikutin juga. Eh, hujannya nggak berhenti juga. Ya sudah, memang harus berangkat…

Yono nama pendamping di perahu kita. Lumayan, ternyata dia udah dari tahun 1997 jadi pendamping. Wah, gua baru mulai kerja tuh. Jadi kira2 dia udah 7 tahun menyusuri sungai dan menghadapi jeram (aneh, perasaan dia masih muda, kayak baru masuk kuliah. Tapi, sudahlah..). Terus terang, itu termasuk hal pertama yang gua tanyain sama dia, soalnya gua pingin tahu, sejauh mana pengalaman orang yang akan mendampingi kita. Gile lo, kalau yang dampingin rookie kan deg2an juga!

Awal perjalanan agak suram, karena diiringi hujan yang kadang agak deras, kadang gerimis. Susah jadinya mau lihat ke depan. Belum2 kaos udah basah. Bukan karena air sungai, tapi karena hujan! Tapi kami berusaha menghibur diri atau tepatnya Yono berusaha menghibur kami, dengan menunjukkan dan menceritakan hal2 unik selama menyusuri sungai. Kadang2 mas Andri dan Dedi mendayung tanpa ngikutin aba2 Yono, jadinya susah mengatur arah gerakan perahu. Ih, bingung juga sih pertama2…

Sepanjang rute rafting kita bisa menikmati pemandangan hijau tebing di sisi sungai. Sesekali ada biawak lagi sun-bath di atas batu kali, atau kupu2 kuning yang dengan gembiranya beberapa kali nyelonong di dekat muka gua. Sempat juga ada kelelawar besar, bergantung di pohon di puncak tebing. Tuhan, terima kasih sudah memberi kami alam yang memesona, dan membuat kami masih sempat melihatnya.. Tiba-tiba Dedi menunjuk ke sebelah kanan. Aneh, ada juga bendera salah satu partai di tempat terpencil itu. Ah, salah kali. Orang abis nyuci terus njemur kali…. Nggak ada yang mengalahkan perasaan harap2 cemas dan sedikit deg2an setiap kali kami bertemu jeram. Meskipun menurut Yono hari ini sungai agak surut, untuk orang yang baru pertama kali rafting itu udah lumayan lah.. Dia sempat menggoda kami dengan menawarkan apa mau perahunya dibalikin. Huaaa.. “Ntar dulu deh, baru pertama kali nih,” kata Indah. ”Ntar deh, kalo udah 10 kali ke sini!”

Kurang lebih di titik tengah rute, semua perahu dipinggirkan, dan bacang dibagikan. Lumayan, menghilangkan ketegangan dan meluruskan kaki sejenak. Dedi yang rupanya udah nahan lama, berendam di samping perahu. Pinky. “Ati2 jangan lama2 Ded, ntar ada ubur2 lho.” Setelah kurang lebih 15 menit, semua perahu diberangkatkan lagi. Kami sudah mulai terbiasa dan lebih dari menikmati jeram. Meskipun sempat kecele juga waktu si Yono diam2 aja, ternyata tahu2 di depan kita jeram. Jadi deh sekujur tubuh basah semua.. Hmm, side A, side B, side mana lagi ya? Di satu titik yang lumayan deras jeramnya, salah satu perahu peserta terbalik. Semua penumpangnya hanyut, tapi berhasil ditolong perahu2 lain. Salah seorang naik ke perahu kami. Ternyata, pada praktiknya sulit untuk tetap mengangkat kaki sambil telentang, apalagi kalau panik.. Hi, suasana sempat agak tegang. Tapi semua selamat dan nggak ada yang terluka. Yono minta maaf sama aki2 yang lagi mancing di dekat situ, mungkin karena suara berisik kami membuat ikan2 yang diincarnya pada kabur.

Di akhir rute, lagi2 tempat pertama yang gua tuju kamar mandi. Gua harus mandi dulu ah, mumpung belum banyak yang antre. Sementara yang lain bisa menikmati kelapa utuh, massage atau makan masakan khas Sunda sambil nyruput teh panas. Sambil nunggu yang lain mandi, gantian gua yang makan.. Enak banget bow.

Seusai makan, sambil siap2 pulang kita bisa ambil semacam sertifikat en pesan foto yang diambil fotografer di sisi sungai. Ya..buat iseng sekadar kenang2an. Secara keseluruhan, bisa gua nilai kegiatan ini diorganisir bagus sama perusahaannya. Mungkin jumlah kamar mandi masih kurang kalau ada rombongan besar pakai bus seperti tadi, tapi waktu antrean bisa dimanfaatkan untuk massage dan makan dulu. Hmm…sepertinya gua jatuh cinta sama pengalaman pertama rafting ini. Aduh, kapan ya pergi lagi?