Sunday, July 25, 2004

“GIRL, INTERRUPTED”
bunuh diri dan “gangguan kepribadian ambang”


Hal pertama yang muncul di kepala gua setelah beberapa saat nonton “Girl, Interrupted” adalah, “Hei, film ini seperti ‘One Flew Over the Cuckoo’s Nest’, tapi versi cewek.” Cerita film ini membuat gua kepingin tahu, apa sih sebenarnya borderline personality disorder yang diderita Wynona Ryder di situ? Apakah yang dimaksud “gangguan kepribadian ambang”?

Gua cuma pakai 2 referensi : tulisan psikolog Heman Elia, “Bunuh Diri Karena Masalah Sepele” dan Microsoft Encarta Encyclopedia Standard 2004 (yang bener2 ‘sakti’ dan mengasyikkan untuk dijelajahi). Sekadar memenuhi rasa ingin tahu gua yang jatuh simpati sama Susanna Kaysen (diperankan Wynona), penulis buku yang jadi dasar pembuatan film ini.

Ini sebagian kutipan tulisan Elia:

Masalah kepribadian yang paling banyak terkait dengan usaha bunuh diri "gangguan kepribadian ambang". Selain bunuh diri, penyandang gangguan ini juga memiliki masalah utama dalam relasi antarpribadi yang amat tidak stabil. Mereka cenderung argumentatif, cepat tersinggung, sarkastik, dan manipulatif dalam relasinya dengan orang lain. Acap kali mereka mengidealisasikan seseorang di satu saat dan memandang rendah orang yang sama itu sesaat kemudian.

Mereka juga sering merasa kalut karena dilanda ketakutan akan terputusnya relasi dengan sobat mereka. Karena itu mereka selalu berusaha menarik perhatian keluarga dan temannya. Namun ketika hubungan sudah terlalu dekat, mereka lalu bersikap bermusuhan untuk meyakinkan diri bahwa mereka sungguh berarti dalam pandangan orang lain. Jadi, bila kerabat atau teman-teman berusaha untuk tetap menjalin hubungan dengannya, ia akan meredakan sikap permusuhannya. Namun bila tidak, ia mungkin akan bunuh diri.

Pada penderita “gangguan kepribadian ambang”, bunuh diri merupakan salah satu ciri ketidakmampuan mereka mengendalikan dorongan untuk merusak diri. Secara sosial, bunuh diri juga dilakukan sebagai upaya menarik perhatian orang lain atau peringatan agar sobatnya tidak memutuskan relasinya. Kehampaan hidup mendalam yang mereka hayati disertai gambaran diri yang tidak stabil membuat mereka amat dekat dengan ide-ide tentang bunuh diri.

Diduga, jumlah penderita “gangguan kepribadian ambang” mencapai dua persen dari seluruh populasi. Sekitar 75 persen adalah wanita dan sekitar 75 persen dari penderita pernah mengalami penganiayaan secara fisik atau seksual di masa kecil.

Salah satu unsur kuat penyebab penderitaan ini adalah faktor genetik. Mereka diketahui memiliki kadar serotonin rendah. Padahal, serotonin berfungsi mengendalikan tingkah laku impulsif seseorang. Selain itu orang tua atau famili dekat penderita umumnya adalah mereka yang juga memiliki masalah kecemasan, depresi, masalah kepribadian, atau masalah kejiwaan lainnya. Mereka memiliki keluarga masa kecil yang secara emosional tidak ekspresif, tidak erat berhubungan satu dengan yang lain, dan ada dalam situasi konflik besar. Dengan kata lain, penderita mengembangkan kepribadiannya yang bermasalah dalam suatu situasi keluarga yang bermasalah.

Kutipan dari Encarta :

“Gangguan kepribadian ambang” ditandai dengan ketidakstabilan perilaku terhadap orang lain, serta ketidakstabilan suasana hati (mood) dan citra diri (self-image). Sedangkan gangguan kepridian sendiri bukan penyakit mental yang cenderung muncul secara mendadak, namun biasanya terkait dengan tekanan (stress) tertentu. Gangguan kepribadian berkembang secara perlahan, seiring bertambahnya usia penderita, dan diduga sangat dipengaruhi lingkungan dan pola pengasuhan.

Disebutkan juga, orang bisa disebut menderita gangguan mental, karena dia berperilaku, berpikir atau merasa secara berbeda dari kebanyakan orang. Bagaimanapun, perilaku yang paling luar biasa dan aneh sekalipun bisa jadi masuk akal, ketika dipahami mengapa orang itu berpikir dan merasa seperti itu.

Sebenarnya gua kurang berminat dengan ilmu psikologi. Mungkin karena gua merasa ilmu ini seakan terlalu menyederhanakan “isinya manusia” yang serba nggak tentu itu. Atau mungkin juga karena gua nggak suka dicap, dinilai, dihakimi, nggak suka kalau ada yang bilang “Anda termasuk tipe orang begini atau begitu.”

Sempat terlintas di pikiran gua, bahwa “orang gila” bisa dilihat sebagai pribadi paling bebas dan jujur, karena mereka (tampaknya) tidak memiliki satu hal pun yang harus ditakuti atau ditutupi. Seperti kata-kata Susanna Kaysen di akhir film itu yang sangat menyentuh :
“Gila bukanlah berarti menjadi hancur, atau menutupi sebuah rahasia gelap.
Gila adalah diriku dan dirimu, yang diperjelas.”



6 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Mpok BonBin .. eh Bina ... gue sendiri berpikir kalo the only sane people in the world are they who called insane :">

Karena kewarasannya mereka, maka para orang gila yang menganggap dirinya waras menyembunyikan mereka di asylum alias RSJ.

-daus-

4:11 PM  
Blogger mpokb said...

Gitu deh Us, kadang2 orang ngaku waras, tapi perbuatannya banyak yang...gilingann..
Ngomong2, Daus sendiri kapan udah boleh keluar? :P

Btw, kan mpok tempo 'ari kasih pertanyaan, koq kagak dijawab sih? Bantuin si mpok dong..

6:34 PM  
Blogger Rudyland said...

Ehmm menurutku sekarang ini batas antara dunia nyata dan dunia maya sangatlah tipi, gara-gara si TV yang membombardir kita dengan berjuta impian tiap detik. So orang kadang nyari shortcut aja, masalah sepele aja..bunuh diri..padahal bagaimanapun hidup itu sangat indah bukan???

10:31 AM  
Blogger mpokb said...

Konon hidup adalah perjalanan, kadang berlangsung mulus, kadang berliku, kadang kena macet, kadang lancar... Dan agar tiba di tujuan, perjalanan itu harus ditempuh..betapa pun beratnya.
Bunuh diri? It maybe a short cut, but also a very expensive toll road, I think.
Cie, sok wise banget sih gue ini..?? ;P

4:30 PM  
Blogger Lili said...

Oh ada dua toh blognya Huebat euy.
Dasar dari banyaknya penyakit seperti ini mungkin Loneliness, aduh ini hanya pendapat pribadi Ummi saja.
Lonely dari teman, saudara, orang tua, sahabat, pacar and the most important about the Creator.
Ih sok tahu yah Ummi.

6:53 PM  
Anonymous Anonymous said...

Borderline adalah salah satu ganguan kepribadian yang paling menarik. Karena mereka orang-orang yang waras sampai mereka tidak waras =)

film lain yang mengangkat tema yang sama itu Fatal attraction. Coba nonton deh (gue sih belum..hehe)

Ciri-ciri lain orang borderline itu: suka nyilet-nyilet tangan mereka untuk mencari perhatian. karena sebnarnya mereka nga bener-bener pingin mati

BTW, psikologi engga menyederhanakan manusia yang kompleks itu. Psikologi mempelajari kekompleksan manusia. karena itu jadi menarik. Psikologi mempelajari manusia, Bu. =)

duh, gue sotoy..sotoy..

12:46 PM  

Post a Comment

<< Home